KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena atas nikmat dan karunia-Nya kita dapat menyelesaikan makalah
Softskill tentang Komunikasi Dalam Organisasi.Atas nikmat yang diberikan pula
kita dapat mempelajari dan mengetahui ilmu yang belum kita ketahui.Kami
berterimakasih kepada Ibu
Ira Phajar Lestari sebagai Dosen Softskill yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Mudah-mudahan makalah ini dapat dipahami oleh siapapun
yang melihat dan membacanya.Serta dapat berguna dalam menambah pengetahuan dan
wawasan, khususnya pada
Komunikasi didalam Beroganisasi.
Kami menyadari sepenuhnya mungkin tugas makalah ini jauh dari kata sempurna,
masih mempunyai banyak kekurangan, untuk itu kami sangat menerima kritikan
serta saran, demi perbaikan dimasa yang akan datang serta sebagai sarana untuk
membangun suatu kesempurnaan.Semoga makalah yang kami buat ini bisa menjadi
sesuatu yang sangat bermanfaat dan berguna bagi orang - orang yang membacanya maupun
kami sendiri yang membuatnya.Kami selaku penyusun makalah ini, memohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Jakarta
, 5 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... 1
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 3
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................... 3
1.2 PERUMUSAN MASALAH ................................................................ 4
1.3 TUJUAN PENULIS ............................................................................. 4
BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................... 6
2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI ........................................................... 6
2.2 PENGERTIAN ORGANISASI ........................................................... 7
2.3 PENGERTIAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI .................. 9
2.4 JENIS KOMUNIKASI ....................................................................... 10
2.5 FUNGSI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI .......................... 15
2.6 PROSES KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI ......................... 17
2.7 GAYA KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI .............................. 18
2.8 HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI ................... 20
BAB III. PENUTUP .................................................................................. 24
.1 KESIMPULAN ..................................................................................... 24
2 SARAN ................................................................................................ 25
STUDY
KASUS
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Komunikasi
merupakan aktifitas manusia yang sangat penting.Bukan hanya dalam kehidupan
organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum.Komunikasi merupakan hal
yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama
dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi
tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa
saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan,
ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama
adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan
pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
Organisasi
atau Organization bersumber dari kata
kerja bahasa latin Organizare “to
form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts (membentuk
sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau
terkoordinasi). Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengkoordinasikan
sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari
tugas-tugas dan wewenang.
Tujuan
organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa manajemen dan komunikasi.
Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi. Manajemen ada, jika ada
tujuan yang akan dicapai dan diselesaikan. Korelasi antara ilmu komunikasi
dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus pada
manusia-manusia yng terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Tujuan
organisasi juga tidak terlepas dari peran pemimpin.Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu menguasai komunikasi dengan baik pula.Dengan penguasaan
komunikasi yang baik seorang pemimpin memiliki nilai tambah, baik dalam
kehidupannya secara umum, maupun dalam mengkontribusikan dirinya di tempat
kerja, sehingga lebih produktif.
Komunikasi
juga dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dapat
dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin kepada
anggotanya. Visi pemimpin bisa saja bagus, namun tanpa komunikasi yang efektif,
maka visi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud. Dalam mengkomunikasikan visi,
maka pemimpin harus bisa menyampaikan suatu gambaran di masa depan yang
mendorong antusiasme serta komitmen orang lain.
2.
Perumusan
Masalah
Untuk memudakan proses penjabaran dan penjelasan, makalah
ini memiliki beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Apa
pengertian dari komunikasi?
2. Apa
pengertian dari organisasi?
3. Apa
pengertian komunikasi dalam organisasi?
4. Apa
saja jenis-jenis komunikasi?
5. Apa
fungsi komunikasi dalam organisasi?
6. Bagaimana
proses komunikasi dalam organisasi?
7. Bagaimana
gaya komunikasi dalam organisasi?
8. Apa
saja yang menjadi hambatan komunikasi dalam organisasi?
3.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari
komunikasi, pengertian dari organisasi, pengertian dari komunikasi dalam
organisasi, apa saja jenis-jenis komunikasi, apa fungsi komunikasi dalam
organisasi, bagaimana proses komunikasi dalam organisasi, bagaimana gaya
komuikasi dalam organisasi, bagaimana peranan komunikasi dalam organisasi dan
apa sajayang menjadi hambatan komunikasi dalam organisasi. Di samping itu,
makalah ini ditulis sebagai tugas kelompok pada mata kuliah Softskill yang
diberikan oleh pengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Komunikasi
Komunikasi
sering kita lakukan dalam sehari-hari, komunikasi ini merupakan kebutuhan yang
paling mendasar manusia. Saat seseorang dengan orang lain berdekatan maka
terjadi komunikasi secara verbal, namun jika mereka berada dalam jarak yang
jauh mereka menggunakan beberapa cara untuk berkomunikasi.
Komunikasi
atau dalam bahasa inggrisnya Communication, menurut asal katanya berasal
dari bahasa latin yaitu Communicatio. Komunikasi adalah
suatu proses ketika seseorang atau kelompok masyarakat menggunakan informasi
agar terhubung dengan lingkungannya. Pada umumnya, komunikasi terjadi
secara lisan atau verbal.Komunikasi dapat terjadi jika ada persamaan
antara penyampaian pesan dengan orang yang menerima pesan.
Pengertian komunikasi menurut kamus
besar bahasa Indonesia yaitu :
1. Pengiriman
dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami, hubungan, kontak.
2. Perhubungan.
Pengertian komunikasi
menurut para ahli :
Beberapa
ahli mengungkapkan pendapat mengenai pengertian komunikasi, berikut ini
pengertian komunikasi menurut para ahli :
1. Carl
I. Hovland
Hovland berpendapat mengenai pengertian komunikasi,
menurutnya “Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan pesan (lambang-lambang verbal) untuk mengubah
perilaku orang lain (komunikan)”.
2. Theodore
M. Newcomb
Menurutnya pengertian komunikasi adalah “setiap
tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,terdiri dari
rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima”.
3. Everett
M. Rogers
Everett berpendapat bahwa “Komunikasi adalah proses
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima, dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka atau penerima”.
4. Onong
Uchjana Effendy
Ia mengungkapkan pengertian dari komunikasi adalah
“proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain”.
Pikiran tersebut bisa merupakan informasi, gagasan, opini, dll yang muncul dari
pikirannya sendiri.
5. Hafield
Cangara
Hafield menyatakan suatu definisi baru mengenai
pengertian komunikasi, ia menyatakan bahwa “komunikasi adalah suatu proses
di mana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan satu sama
lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian”.
2.
Pengertian
Organisasi
Secara umum,
Pengertian Organisasi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem yang terdiri
dari sekumpulan individu terhadap pembagian kerja kelompok dalam rangka
mewujudkan tujuan yang telah diciptakan secara sistematis dan struktural.Dalam
organisasi terdapat beberapa batasan yang dapat ditunjukkan pada sebuah
organisasi tersebut.Selain itu, Pengertian Organisasi dapat diartikan sebagai
tempat orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terorganisasi, terencana, terkendali dan terpimpin dalam memanfaatkan sumber
daya yang digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi
secara bersama-sama.
Pengertian
organisasi menurut para ahli :
1. Menurut Stephen P. Robbinss
Organisasi
merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif
terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
2. Menurut James D Mooney
Organisasi
merupakan bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Menurut Stoner
Organisasi
merupakan suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di
bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
4. Menurut Chester I Bernard
Organisasi
merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.
5. Menurut Schein
Organisasi
merupakan suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai
tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan
tanggungjawab.
6. Menurut
Kochler
Organisasi merupakan sistem hubungan yang terstruktur
yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu.
7. Menurut
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia
Organisasi merupakan susunan dan aturan dari berbagai bagian
sehingga menjadi kesatuan yang teratur.
8. Menurut
M. dahlan Al Barry , Kamus Modern Bahasa Indonesia
Organisasi merupakan penyusunan dan pengaturan
bagian-bagian hingga menjadi suatu kesatuan, sususan dan aturan dari berbagai
bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur dan gabungan kerja sama (untuk
mencapai tujuan tertentu).
Contoh dari suatu
organisasi yaitu organisasi kemahasiswaan, sebagai contohnya untuk sekolah
menengah ditujukan pada OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dan untuk
perguruan tinggi ditujukan pada BEM (Badan Eksekutif
Mahasiswa).Organisasi-organisasi merupakan salah satu dari bentuk organisasi
garis karena mempunyai cakupan yang tidak luas hanya berada di lingkungannya
saja dan bergelut di wilayahnya saja namun BEM dapat dikatakan sebagai bentuk
organisasi garis dan staff karena BEM biasanya terdiri atas beberapa anggota
yang berasal dari berbagai fakultas, wilayah kampus yang berbeda dan jurusan
yang berbeda pula sehingga memiliki jangkauan yang luas.
3.
Pengertian
Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasiorganisasi adalah komunikasi
antar manusia yang terjadi dalam konteks organisasi,
terjadi jaringan pesan satu sama lain yang bergantung satu sama lain.
Menurut Pace & Feules, ada dua
perspektif utama yang akan mempengaruhi bagaimana komunikasi organisasi
didefinisikan :
1. Perspektif Objektif
Perspektif
Objektifmenekankan
definisi komunikasiorganisasi sebagai
pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi
yang merupakan bagian dari suatu organisasi
tertentu.Fokusnya adalah penanganan pesan, yakni menerima, menafsirkan, dan
bertindak berdasarkan informasi dalam suatu peristiwa komunikasiorganisasi.Komunikasi dipandang sebagai alat untuk merekayasa
atau mengkonstruksi organisasi yang
memungkinkan individu (anggota organisasi)
beradaptasi dengan lingkungan organisasi.
2. Perspektif Subjektif.
Perspektif
Subjektifmendefinisikan
komunikasiorganisasi sebagai proses penciptaan
makna atas interaksi diantara unit-unit organisasi yang
menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi.
Fokusnya adalah bagaimana individu anggota organisasi
bertransaksi dan kemudian memberi makna terhadap peristiwa komunikasi yang terjadi.Dalam arti lain, bagaimana
anggota organisasi berperilaku akan bergantung
kepada makna informasi itu bagi mereka.
Dengan
demikian, definisi atau pengertian komunikasiorganisasi
baik dilihat dari perspektif objektif maupun perspektif subjektif adalah
sebagai proses penciptaan dan penafsiran informasi diantara unit-unit komunikasi sebagai bagian dari suatu organisasi secara keseluruhan.
Dalam konteks
demikian, komunikasiorganisasi dipandang
sebagai proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi di
antara unit-unit organisasi yang memungkinkan
sistem komunikasiorganisasi berfungsi secara
efektif.
4.
Jenis-Jenis
Komunikasi
Komunikasi organisasi meliputi sarana lisan dan nonverbal komunikasi di seluruh organisasi. Organisasi yang kompleks menggunakan berbagai saluran
komunikasi, termasuk vertikal, horisontal, diagonal, dan gosip (Marquis dan
Huston, 2003).
Manajer harus menentukan modus komunikasi terbaik yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan tertentu. Misalnya, PHK atau dengan beberapa perubahan lain dalam organisasi yang kuat, kemungkinan dampak negatif bagi karyawan menjamin pertemuan tatap muka sehingga manajemen dapat memberikan klarifikasi langsung dan dapat menerima umpan balik. Umpan balik langsung dan klarifikasi dapat mencegah kesalahpahaman dan rumor, salah menanggapi maksud dari pesan. Informasi lain yang lebih rutin dapat berhasil dikomunikasikan oleh memo atau e-mail. Marquis dan Huston (2003) mencatat bahwa "kejelasan pesan sangat dipengaruhi oleh modus komunikasi yang digunakan".
Manajer harus menentukan modus komunikasi terbaik yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan tertentu. Misalnya, PHK atau dengan beberapa perubahan lain dalam organisasi yang kuat, kemungkinan dampak negatif bagi karyawan menjamin pertemuan tatap muka sehingga manajemen dapat memberikan klarifikasi langsung dan dapat menerima umpan balik. Umpan balik langsung dan klarifikasi dapat mencegah kesalahpahaman dan rumor, salah menanggapi maksud dari pesan. Informasi lain yang lebih rutin dapat berhasil dikomunikasikan oleh memo atau e-mail. Marquis dan Huston (2003) mencatat bahwa "kejelasan pesan sangat dipengaruhi oleh modus komunikasi yang digunakan".
1.
Komunikasi
Verbal
Tatap wajah dan
pesan tertulis merupakan komunikasi verbal. Pesan tertulis, termasuk e-mail,
menyediakan dokumentasi pesan tetapi mungkin disalahartikan oleh penerima dan
memakan waktu bagi manajer. Orang mungkin akan menafsirkan pesan tertulis dari
perspektif mereka sendiri, pengalaman, dan posisi dalam organisasi, tidak
mungkin membuat pemahaman umum dari pesan yang ditulis oleh semua orang yang
menerima mereka. Efisien dan efektif keterampilan menulis yang penting bagi
manajer perawat.
Spears (1997) mewawancarai manajer perawat mengenai
perasaan mereka tentang menulis komunikasi bisnis. Manajer perawat melaporkan bahwa rata-rata mereka menulis
menghabiskan antara 12,4 sampai 16 jam dari kerja 40 jam seminggu. Mereka
mencatat perlunya keterampilan menulis yang baik, dan banyak menyatakan
perlunya lebih banyak pendidikan dalam mengembangkan keterampilan menulis.
Mereka melaporkan bahwa sering permintaan ditulis dan rekomendasi mengumpulkan
perhatian atas lebih dari manajer dari pesan lisan. Permintaan tertulis,
rekomendasi, dan proposal juga memberikan catatan komunikasi.
Oleh karena itu, cara lain menyampaikan informasi mungkin
diperlukan, seperti memo atau ringkasan tertulis dari isi pertemuan. Meskipun
demikian, manajer perawat berkomunikasi tatap muka dalam berbagai format,
termasuk pertemuan formal, presentasi, dan kelompok kerja. Manajer tingkat atas
biasanya menghabiskan banyak waktu dalam pertemuan.
2.
Komunikasi
Nonverbal
Dalam
komunikasi tatap muka, kata diucapkan disertai dengan perilaku nonverbal.
Kadang-kadang perilaku nonverbal direncanakan dan diperhitungkan, dan lain kali
tidak sadar pada bagian dari semua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.
Komunikasi umumnya dianggap suatu proses, dengan kata-kata sebagai simbol dan
bahasa yang mewakili kode. Kata-kata yang tidak perlu memahami makna pesan,
ketika seseorang mengasumsikan postur kaku dan mengepalkan tinju pada orang
lain. Dalam pengaturan kerja, marah, wajah cemberut dapat menyampaikan pesan
keras daripada kata-kata yang diucapkan atau nada suara yang digunakan.
Gillies (1994 ) menyatakan, "untuk mengimbangi kekurangan informasi pesan verbal, orang
tidak sadar menggunakan ekspresi wajah, gerakan, sentuh, dan nada suara untuk
memperkuat makna komunikasi lisan". Komunikasi nonverbal meliputi
penampilan, nada suara, gerak tubuh, gerakan tubuh, lirikan, ekspresi wajah,
pakaian, bau, jarak, dan kiprah
Nada mungkin lebih penting daripada kata-kata dalam
pesan, dan ekspresi wajah. Bahkan jika isi pesan yang cukup netral dan
informatif, jika disampaikan oleh seseorang dengan ekspresi wajah marah
menggunakan nada tajam suara, isi pesan kemungkinan besar akan dibayangi oleh
perilaku nonverbal dari pengirim. Karena komunikasi nonverbal biasanya tidak
sadar, sulit untuk mengontrol. Hal ini penting untuk pesan nonverbal untuk
konsisten dengan pesan verbal.
Misalnya, akan tidak pantas untuk menyampaikan pesan yang
serius tentang PHK direncanakan sambil tersenyum. Manajer dan karyawan harus
menyadari perilaku nonverbal mereka dan mengakui dampaknya pada semua
komunikasi. Kedua manajer dan karyawan harus memantau perilaku nonverbal
mereka. Mereka juga mungkin berguna untuk mencari umpan balik dari orang lain
untuk menentukan apakah perilaku nonverbal mereka konsisten dengan pesan verbal
mereka dan untuk menentukan dampak dari perilaku nonverbal mereka pada kesan
keseluruhan yang dihasilkan oleh komunikasi mereka.
3.
Vertikal, Horizontal, Dan Komunikasi Diagonal
Dalam organisasi yang kompleks, perlu untuk komunikasi
mengalir dalam berbagai arah untuk mencapai tujuan organisasi. Vertikal,
horisontal, dan diagonal komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi secara
efektif.
a.
Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi antara
atasan dan bawahan. Komunikasi vertikal meliputi komunikasi ke bawah, di mana
informasi dan jenis komunikasi lainnya yang dikirim oleh atasan kepada bawahan.
Komunikasi ke bawah mencerminkan struktur hirarkis organisasi. Komunikasi ke
bawah dapat terjadi dalam berbagai cara tergantung sebagian pada isi pesan.
Misalnya, berita yang akan menyenangkan bawahan, seperti bonus, akan
disampaikan berbeda dari berita yang mungkin menyedihkan bagi mereka, seperti
PHK mendatang ( Barnum dan Kerfoot, 1995). Beberapa pesan mungkin perlu
disampaikan oleh berbagai mode, seperti tatap muka, bentuk dimediasi seperti
video atau audio, dan tulisan. Misalnya, jika prosedur yang sedang berubah,
mungkin akan diumumkan dalam pertemuan satuan, diperkuat oleh sebuah memo
kepada seluruh karyawan dipengaruhi oleh perubahan, dan ditampilkan dalam
sebuah video merinci perubahan yang diajukan. Revisi Prosedur kemudian akan
ditulis dan ditempatkan pada unit keperawatan. Pesan dimediasi dan ditulis juga
berfungsi untuk memberikan catatan komunikasi. Jika karyawan tidak mematuhi
prosedur baru, mereka tidak bisa mengatakan mereka tidak diberitahu tentang
perubahan.
b.
Komunikasi
Horizontal
Komunikasi
horizontal atau komunikasi
mendatar, seperti komunikasiantara
anggota staf dengan anggota staf. Berlangsung tidak formal, lain dengan
komunikasi vertikal yang formal. Komunikasi terjadi tidak dalam suasana kerja
employee relation dan sering timbul rumours, grapevine, gossip.
c.
Komunikasi
Diagonal
Dalam
komunikasi diagonal, manajer berinteraksi dengan manajer, dokter, dan
kelompok-kelompok orang di departemen lain dalam organisasi yang tidak pada
tingkat yang sama dalam hirarki (Marquis dan Huston, 2003). Jenis interaksi ini
penting untuk fungsi organisasi dan biasanya tidak terjadi melalui cara formal.
Komunikasi diagonal melayani banyak fungsi yang sama untuk menjadi seorang
bijaksana dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sebagai komunikasi
horizontal tetapi mencakup lebih luas orang di seluruh organisasi. Komunikasi
diagonal memungkinkan manajer untuk langsung ke seseorang pada tingkat yang
berbeda dalam struktur birokrasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai contoh,
seorang eksekutif perawat bisa bekerja dengan pimpinan staf medis untuk
mengatasi masalah klinis.
5.
Fungsi
Komunikasi dalam Organisasi
Fungsi
komunikasi dalam organisasi sangat besar. Menurut Sendjaja (Burhan. 2009),
organisasi baik yang berorientasi untuk mencari keuntungan (profit) maupun
nirlaba (non-profit), memiliki empat fungsi organisasi, yaitu: fungsi normatif,
regulatif, persuasif, dan integratif.
Fungsi komunikasi dalam organisasi
adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi
informative
Organisasi
dapat dipandang sebagai suatu system proses informasi (information-processing system).
Maksudnya, seluruh naggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu.
Informasi yang
didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya
secara lebih pasti.Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang
mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi.Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi
ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.Sedangkan
karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di
samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan.
2.
Fungsi
regulative
Fungsi
regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi.Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulatif ini.Pertama, atasan atau orang-orang yang berada
dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan
semua informasi yang disampaikan.Disamping itu, mereka juga mempunyai
kewenangan untuk memberi instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur
organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of
outhority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Namun demikian, sikap bawahan untuk
menjalankan perintah banyak
bergantung pada:
1. Keabsahan pimpinan dalam
menyampaikan perintah .
2. Kekuatan pimpinan dlaam memberi
sanksi.
3. Kepercayaan bawahan terhadap atasan
sebagai seorang pimpinan sekaligus sebagai pribadi.
4. Tingkat kredibilitas pesan yang
diterima bawahan kedua,
berkaitan dengan pesan.Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada
kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang
boleh untuk dilaksanakan.
3.
Fungsi
persuasive
Dalam mengatur
suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil
sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini maka banyak pimpinan yang
lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.
4.
Fungsi
integrative
Setiap
organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.Ada dua saluran komunikasi formal,
seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, bulletin) dan
laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal, seperti
perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga,
ataupun kegiatan darmawisata.Pelaksanaan aktivitas ini menumbuhkan keinginan
untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
6.
Proses
Komunikasi dalam Organisasi
Proses
komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya,
sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi,
banyak melalui perkembangan. Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada
interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif
komunikasi.
Tahapan
proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah
motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi
tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi
komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam
pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan
disebut interpreting.
2. Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam
komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi
manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi
manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: mengubah pesan abstrak
menjadi konkret.
3. Pengiriman, proses ini terjadi ketika
komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan
peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
4. Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara
komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh
komunikan.
5. Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan
diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian Balik, pada tahap ini terjadi pada diri
komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi
sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7. Penginterpretasian, pada Tahap ini terjadi pada komunikan,
sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
7.
Gaya
Komunikasi dalam Organisasi
1.
The Controlling Style
controlling
style communication ditandai dengan adanya
satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku,
pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi
ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
2.
The Equalitarian Style
Dalam gaya komunikasi ini,
tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organnisasi
The Equalitarian Style dapat
mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan
informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi
mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini
ialah adanya landasan kesamaan. The
equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua
arah (two-way communication).
3.
The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan
pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang
harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.
Pengirim pesan (sender) lebih memberi
perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi
informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang
berlaku dalam organisasi tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu
merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi,
kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
muncul.
4.
The Dynamic Style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan
agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan
pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented).
The dynamic style of communication
ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para
wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
5.
The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk
menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk
memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender)
mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
6.
The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah
melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang
memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa
persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang
tersebut.
8.
Hambatan
Komunikasi dalam Organisasi
Dalam
proses organisasi tidaklah selalu mulus, tentunya akan banyak terjadi
hambatan-hambatan pada perjalanananya. Hambatan yang sering muncul adalah
hambatan komunikasi, karena komunikasi adalah kunci utama dalam kesuksesan
organisasi mengingat banyaknya orang yang terlibat didalammnya.Hambatan
tersebut tentunya bukan menjadi suatu pengganjal dalam organisasi karena semua
hambatan pastinya dapat diselesaikan dengan baik dan tepat.Berikut ini adalah macam-macam hambatan dalam organisasi yaitu :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
yaitu hambatan yang timbul dari ketidak jelasan informasi yang akan
disampaikan.
2. Hambatan Fisik yaitu hambatan yang
terjadi akibat ada gangguan cuaca, gangguan sinyal, dsb.
3. Hambatan Semantik yaitu hambatan
yang terjadi akibat pemahaman yang sedikit mengenai bahasa dan istilah-istilah
asing yang digunakan dalam informasi atau pesan
4. Hambatan Psikologis yaitu hambatan
yang berasal dari gangguan kondisi kejiwaaan dari si pengirim pesan atau
penerima pesan sengingga mengakibatkan informasi tersebut mengalami perubahan.
5. Hambatan Manusiawi yaitu hambatan
yang terjadi akibat tingkat emosi manusia yang tidak menentu dalam menyikapi
informasi atau pesan.
6. Hambatan Organisasional yaitu
tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi yaitu hambatan yang
timbul akibat komunikasi dengan atasan atau bawahan mengalami kendala seperti
tingkat pemahaman terhadap suatu informasi yang berbeda yang mengakibatkan
sebuah hambatan.
7. Hambatan-hambatan Antar Pribadi
yaitu hambatan yang timbul antar pribadi didalam sebuah organisasi, biasanya
hambatan ini muncul karena adanya salah paham antar pribadi yang menyangkut
masalah tugas dan wewenang dari orang yang ada dalam organisasi.
Dari
berbagai hambatan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi itu
tidak mudah dan memerlukan jalan yang sangat panjang untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dalam organisasi dan dalam aktivitas lainnya.Tetapi hambatan tersebut
bukanlah menjadi satu-satunya penghambat dalam organisasi. Untuk memecahkan masalah hambatan tersebut diatas berikut ini diurakian
cara mengatasi hambatan komunikasi :
1. Memerikan umpan balik atau Feed Back
yaitu memberikan kesempatan pada seseorang untuk menyampaikan informasi dan
gagasannya sehingga tercipta komunikasi 2 (dua) arah.
2. Mengenai si penerima berita yaitu
mengenali latar belakang , pendidikan serta kondisi penerima pesan agar pesan
yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan mudah dimengerti oleh si
penerima pesan.
3. Susunlah secara terperinci apa, dan
kapan informasi tersebut harus disampaikan dan kepada siapa informasi tersebut
akan disampaikan.
\
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Pada dasarnya komunikasi sangat diperlukan didalam
kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek, baik itu dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam organisasi. Didalam kegiatan berorganisasi, komunikasi
sangat diperlukan dengan tujuan agar sebuah system atau komunikasi yang ada
bisa terjalin dengan sempurna dan lebih baik.
Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian
pesan atau informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi
melibatkan seorang pengirim, pesan atau informasi saluran dan penerima pesan
yang mungkin juga memberikan umpan balik atau feed backkepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah
diterima.
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia
adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain.
Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar yang akan menjadi patokan
seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Dalam proses kita juga harus
ingat bahwa terdapat banyak hambatan-hambatan dalam berkomunikasi.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan
orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan.
Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada
dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan nonverbal, komunikasi verbal atau
tertulis dan komunikasi nonverbal atau bahasa (gerak tubuh). Komunikasi dua
arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik.
Seseorang dalam berkomunikasi pasti dapat merasakan timbal balik antara pemberi
informasi serta penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yang
mutualisme antara keduanya.
2.
Saran
Dengan disusunnya makalah ini, maka pembaca maupun
penulis dapat mengerti dan memahami arti pentingnya berkomunikasi didalam
kehidupan sehari-hari khususnya komunikasi dalam organisasi.
Semoga makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta
berguna bagi pembaca maupun penulis, kami memohon maaf atas berbagai kekurangan
yang ada dalam penulisan makalah ini, dengan demikian kami mengharapkan kritik
dan saran atas tulisan kami agar bisa membangun dan memotivasi kami demi
terciptanya suatu kesempurnaan.
STUDY KASUS
1. Ahok : Komunikasi itu Cara,
Bukan Hanya Isi
Cara berkomunikasi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok”
Purnama, mendapatkan sorotan. Bukan kali ini sesungguhnya, cara komunikasi Ahok
menjadi perhatian. Sejak pertama kali menjabat sebagai wagub, sejumlah kalangan
mempermasalahkannya, atau minimal membahasnya.Ahok memang unik, karena setiap
kali bicara selalu berapi-api, peuh semangat, dan lantang.Buat sebagian orang,
kesan Ahok adalah arogan.Banyak orang yang tidak suka lalu mengkritiknya.Kali
ini lebih ramai lagi, karena Prabowo Subianto pun memberikan kritikan.Prabowo
adalah bos besarnya Ahok di partai Gerindra.
Saya, tidak akan mengupas Ahok dari sisi politik, melainkan
dari sudut pandang ilmu komunikasi. Dalam ilmu komunikasi, cara berkomunikasi
memegang peranan amat penting. Bahkan, kadang-kadang jauh lebih penting
dibanding isinya. Mungkin Anda pernah mendengar kalimat ini:
“Suatu
hal yang salah, jika disampaikan terus menerus dan berulang-ulang, bisa menjadi
sebuah kebenaran.”
Mbahnya ilmu Komunikasi Wilbur Schram, seorang pakar asal
Kanada, memang tidak menyebutkan cara sebagai sesuatu yang utama dalam
teorinya. Dia hanya menyebutkan komunikasi sebagai “siapa mengatakan apa kepada
siapa melalui media apa dengan dampak apa…” Tidak ada tambahan dengan cara apa?
Dalam
perkembangan ilmu komunikasi kemudian diketahui bahwa cara, sungguh vital
posisinya dalam ilmu ini. Cara, menyangkut dengan media apa dan simbol komunikasi
apa yang dipakai. Beda media beda pula simbolnya. Misal, jika kita
berkomunikasi lewat telepon, maka semua simbol terkait dengan
suara.Benar?
Tidak
ada simbol tertulis di sana. Sebaliknya jika media yang kita gunakan adalah
e-mail atau surat menyurat. Maka, simbol yang digunakan biasanya adalah
tulisan.
Berbagai penelitian dan riset komunikasi menunjukkan bahwa
simbol non verbal lebih besar dampaknya dalam berkomunikasi (perbandingannya
70:30). Artinya, jika kita berkomunikasi dengan orang lain, menggunakan simbol
verbal berupa kata-kata terucap, akan sia-sia jika non verbalnya tidak
mendukung. Contoh, Anda memuji seseorang dengan ucapan, “Kerja Anda bagus!”
tapi disampaikan dengan cara berteriak, dan mata Anda tidak melihat kepada
orang tersebut. Mungkin orang yang dipuji akan merespon, “Ini memuji atau
ngejek sih?” atau “Mujinya ikhlas tidak sih?”
Non
verbal banyak sekali jenisnya.Mulai dari bahasa tubuh, gerak tubuh, bahasa
diam, ekspresi, parabahasa (intonasi, pitch control,
penekanan, speed, dll), jarak, waktu dan lain sebagainya.Kita harus
pelajari hal itu dengan baik, jika ingin tujuan komunikasi kita tercapai.Kalau
kita mengabaikan komunikasi non verbal maka kita terancam oleh kegagalan
tercapainya tujuan komunikasi.
“Maksud saya kan baik…” begitu ucap seseorang tentang isi
komunikasinya, namun dikritik cara berkomunikasinya.
Benar,
maksud kita baik, isi komunikasi kita baik, tapi kalau cara menyampaikannya
tidak klop, maka dampak yang akan diterima oleh orang lain akan berbeda.
Bukankah kita ingin maksud dan penerimaannya klop.Kalau maksud kita baik maka
diterima pula dengan baik, begitu bukan? Nah, kalau demikian maka mau tidak
mau, suka tidak suka, kita harus dan wajib memperhatikan cara kita
berkomunikasi (non verbal).
Refrensi
Komentar
Posting Komentar