tugas sosial dasar bab II
Universitas Gunadarma
Fakultas Ilmu komputer dan teknologi informasi
Nama: Ridony Armansyah
Kelas : 1ka08
NPM: 17113531
Jurusan: Sistem Informasi
Tahun Penggandaan
|
Perkiraan Penduduk Dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 miliyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 miliyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 miliyard
|
45
|
Tahun
|
Jumlah penduduk
|
Perkembangan per-tahun
|
1830
|
1 miliyard
|
-
|
1930
|
2 miliyard
|
1 %
|
1960
|
3 miliyard
|
1,7 %
|
1975
|
4 niliyard
|
2,2 %
|
1987
|
5 miliyard
|
2 %
|
1996
|
6 milyard
|
2 %
|
2006
|
7 miliyard
|
2 %
|
Bertumbuhnya
perkembangan penduduk di seluruh negara atau dunia semakin cepat. Hal
ini mendorong pertumbuhan aspek aspek kehidupan yang melingkupi aspek
aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya.oleh karena
itu bertambahlah system mata pencaharian hidup yang semakin kompleks.
Secara umum ada tiga factor faktor utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut:
1. Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran
adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang
dilahirkan hidup, atau dalam pengertian lain fasilitas adalah hasil
produksi yang nyata dari fekunditas seorang wanita. Berikun ini
penjelasan mengenai pengukuran fertilitas:
1. Pengukuran
fasilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu
dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Adapun
ukuran-ukuran fertilitas tahunan adalah:
· Tingkat fertilitas kasar (crude birth rate) adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
· Tingkat fertilitas umum (general fertility rate) adalah jumlah kelahiran hidup per-1000 wanita usia reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun tertentu.
· Tingkat fertilitas menurut umur (age specific fertility rate) adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
· Tingkat ferlititas menurut ukuran urutan penduduk (birth order specific fertility rates) adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
1. Pengukuran
fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak yang
dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnya.Adapun ukurannya adalah:
· Tingkat
fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan
jumlah tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya
dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum
mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak
berubah pada priode waktu tertentu.
· Gross reproduction rates adalah
jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa
reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal
sebelum mengakhiri masa produksinya.
1. Kematian (mortalitas)
Kematian
adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada
suatu populasi. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan
kematian per- 1000 individu per-tahun, hingga rata-rata mortalitas
sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian
per-tahun.
1. Perpindahan (migrasi)
Migrasi
adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ke
tempat lainnya. Dalam banyak kasus organisme bermigrasi untuk mencari
sumber cadangan makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan yang
mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau kerana over populasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertalitas penduduk:
1. Faktor demografi, antara lain adalah:
a) Struktur umur
b) Struktur perkawinan
c) Umur kawin pertama
d) Paritas
e) Disrupsi perkawinan
f) Proporsi yang kawin
1. Faktor non demografi, antara lain adalah:
a) Keadaan ekonomi penduduk
b) Perbaikan status perempuan
c) Tingkat pendidikan
d) Urbanisasi dan industrialisasi.
Angka
Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per
1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu (Data Statistik
Indonesia-Angka Kematian Kasar-Rumus), disuatu wilayah tertentu. Berikut
rumusnya :
Rumus: CDR = D/P x K
Keterangan:
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Umumnya
data tersedia adalah ”jumlah penduduk pada satu tahun tertentu” maka
jumlah dapat sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data
dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat
dianggap sebagai penduduk tengah tahun.
Rumus Tingkat Kematian Khusus
Angka
kematian khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) yaitu angka yang
menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur
tertentu dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah jumlah kematian pada
umur tertentu dibagi dengan jumlah penduduk umur tertentu pada
pertengahan tahun dan dikalikan dengan konstanta yang biasanya bernilai
1000. Berikut rumusnya :
Rumus: ASDRx = Dx/Px x 1000
Keterangan:
ASDRx =Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx =Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px =Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000 =Konstanta (k)
ASDRx =Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx =Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px =Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000 =Konstanta (k)
Dalam demografi, istilah tingkat kelahiran atau crude birth rate (CBR) dari suatu populasi adalah jumlah kelahiran per
1.000 orang tiap tahun. Secara matematika, angka ini bisa dihitung
dengan rumus CBR = n/((p)(1000)); di mana n adalah jumlah kelahiran pada
tahun tersebut dan p adalah jumlah populasi saat penghitungan. Hasil penghitungan ini digabungkan dengan tingkat kematian untuk menghasilkan angkatingkat pertumbuhan penduduk alami (alami maksudnya tidak melibatkan angka perpindahan penduduk (migrasi).
Indikator lain untuk mengukur tingkat kehamilan yang sering dipakai: tingkat kehamilan total –
rata-rata jumlah anak yang terlahir bagi tiap wanita dalam hidupnya.
Secara umum, tingkat kehamilan total adalah indikator yang lebih baik
untuk tingkat kehamilan daripada CBR, karena tidak terpengaruh oleh
distribusi usia dari populasi.
Tingkat
kehamilan cenderung lebih tinggi di negara yang ekonominya kurang
berkembang dan lebih rendah di negara yang pertumbuhan ekonominya
tinggi.
Migrasi adalah perpindahan suatu penduduk dari negara asal ke Negara lain. Migrasi dibagi 2, yaitu :
1. Migrasi Internasionaladalah perpindahan suatu penduduk yang melewati batas Negara ke Negara yang lain. Migrasi internasional dibagi 3 antara lain :
2. Imigrasi,
yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan
menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran
3. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigrant
4. Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya
5. Migrasi Internal adalah perpindahan penduduk yang berpindah diwilayah wilayah itu saja
· Bertambahnya jumlah tenaga ahli yang berasal dari para imigrasi asing, terutama Negara maju yang bekerja di Indonesia.
· Masuknya
modal asing sehingga dapat mempercepat proses pembangunan karena para
imigran tersebut menanamkan modalnya di berbagai bidang seperti
industri, pertambangan, perkebunan, dan sebagainya.
· Tercapainya alih teknologi dari tenaga asing kepada tenaga kerja Indonesia yang diharapkan dapat berjalan dengan baik.
· Bertambahnya
rasa solidaritas antarbangsa. Adanya imigran akan memudahkan kita untuk
bergaul dan mengenal mereka secara langsung sehingga timbul suatu rasa
kebersamaan dengan mereka.
· Berkurangnya jumlah, pertambahan, dan tingkat kepadatan penduduk di Negara asal para imigran.
· Mengalirnya
inventasi dari luar negeri ke dalam negeri karena mereka yang
berimigrasi biasanya mengirimkan penghasilannya ke Negara asalnya.
· Berkurangnya penggangguran di Negara asal para imigran dan bertambahnya wawasa pengetahuan para imigran.
· Meningkatnya hubungan persahabatan di antara penduduk kedua Negara.
· Meningkatnya pendapatan pemerintah krena para imigran merupakan salh satu sumber pajak bagi Negara.
· Berkurangnya kerawanan social dan kerawanan keamanan di Negara asal para imigran sebagai dampak berkurangnya penggangguran.
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
1. Migrasi Internasional dibagi menjadi tiga , yaitu :
· Imigrasi : Masuknya penduduk ke suatu negara
· Emigrasi : Keluarnya penduduk ke negara lain
· Remigrasi : Kembalinya penduduk ke negara
1. Migrasi Nasional dibagi menjadi empat , yaitu :
· Urbanisasi : Dari Desa ke Kota
· Transmigrasi : Dari Pulau ke Pulau
· Ruralisasi : Dari Kota ke Desa
· Evakuasi : Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman
Ras Proto Melayu dan Deutro Melayu ke Kawasan Asia Teggara dan Indonesia
Menurut
pendapat para ahli, pada periode 40.000 tahun yang lalu jenis manusia
purba Meganthropus, Pithecanthropus dan jenis Homo telah mengalami
kepunahan. Penghuni kepulauan Indonesia kemudian bergeser ke
manusia-manusia migran yang datang dari berbagai wilayah di Asia dan
Australia. Proses migrasi awal menunjukkan bahwa populasi-populasi
kepulauan Indonesia berasal dari bangsa Australo-Melanesia (Australoid)
dan Mongoloid (atau lebih khusus lagi adalah Mongoloid Selatan). Setelah
itu datang lagi gelombang migrasi kedua yaitu bangsa Austronesia
(Melayu/Proto Melayu/Melayu Tua) yang berasal dari Yunan (wilayah di
propinsi Cina bagian Selatan). Migrasi mereka sendiri ke kepulauan
Indonesia berlangsung dalam dua gelombang.
Periode gelombang pertama terjadi pada sekitar tahun 1500 SM, melalui dua jalur utama. Jalur pertama dari Yunan melewati Siam, Malaya dan Sumatera (jalur Barat dan Selatan). Jalur kedua dari Yunan, Vietnam, Filipina kemudian masuk ke Indonesia melalui wilayah Sulawesi (jalur Timur dan Utara). Dalam proses persebarannya mereka membawa kebudayaan neolitikum dari pusatnya di Basson-Hoabinh, yang diantaranya adalah kapak persegi dan kapak lonjong. Suku bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Melayu Tua atau Proto Melayu misalnya suku Toraja dan Dayak.
Migrasi periode kedua dari bangsa Malayu (Deutro Melayu/Melayu Muda) terjadi pada sekitar tahun 500 SM. Proses persebarannya melalui jalur daratan Asia kemudian Semenanjung Malaya dan masuk ke Indonesia melalui Sumatera. Kedatangan bangsa ini sambil membawa pengaruh budaya logam dari Dongson, seperti nekara, moko, dan kapak perunggu. Suku bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Melayu Muda atau Deutero Melayu misalnya suku Jawa, Melayu, dan Bugis.
Periode gelombang pertama terjadi pada sekitar tahun 1500 SM, melalui dua jalur utama. Jalur pertama dari Yunan melewati Siam, Malaya dan Sumatera (jalur Barat dan Selatan). Jalur kedua dari Yunan, Vietnam, Filipina kemudian masuk ke Indonesia melalui wilayah Sulawesi (jalur Timur dan Utara). Dalam proses persebarannya mereka membawa kebudayaan neolitikum dari pusatnya di Basson-Hoabinh, yang diantaranya adalah kapak persegi dan kapak lonjong. Suku bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Melayu Tua atau Proto Melayu misalnya suku Toraja dan Dayak.
Migrasi periode kedua dari bangsa Malayu (Deutro Melayu/Melayu Muda) terjadi pada sekitar tahun 500 SM. Proses persebarannya melalui jalur daratan Asia kemudian Semenanjung Malaya dan masuk ke Indonesia melalui Sumatera. Kedatangan bangsa ini sambil membawa pengaruh budaya logam dari Dongson, seperti nekara, moko, dan kapak perunggu. Suku bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Melayu Muda atau Deutero Melayu misalnya suku Jawa, Melayu, dan Bugis.
1. Jumlah Penduduk yaitu :
· Urbanisasi
· Reurbanisasi
· Emigrasi
· Imigrasi
· Remigrasi
· Transmigrasi.
1. Persebaran
Penduduk yaitu kepadatan penduduk yang jumlah penduduknya disuatu
wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km
kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran
penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain
tidak merata.
2. Komposisi
Penduduk adalah sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang
membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis
kelamin.
1. Bentuk piramida penduduk stasioner, muda dan tua
2. Menuliskan bentuk piramidapenduduk,stasioner muda dan tua
Piramida penduduk adalah suatu diagram yang digambarkan dengan bentuk piramida yang mempunyai arti dalam mengukur suatu kependudukan di dalam satu Negara biasanya dalam pengukuran tersebut dikelompokan tertantu seperti usia, jenis kelamin, dan tahun lahir selain itu Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total Dengan mengamati bentuk piramida penduduk (serta bentuk piramida penduduk dari waktu ke waktu), banyak informasi yang didapat mengenai struktur kependudukan sebuah wilayah.
Piramida penduduk adalah suatu diagram yang digambarkan dengan bentuk piramida yang mempunyai arti dalam mengukur suatu kependudukan di dalam satu Negara biasanya dalam pengukuran tersebut dikelompokan tertantu seperti usia, jenis kelamin, dan tahun lahir selain itu Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total Dengan mengamati bentuk piramida penduduk (serta bentuk piramida penduduk dari waktu ke waktu), banyak informasi yang didapat mengenai struktur kependudukan sebuah wilayah.
3. Distribusisegitiga
Distribusi piramida penduduk yang berbentuk segitiga (dengan alas di bawah dan lancip di atas) dapat disebut distribusi eksponensial. Distribusi ini menunjukkan banyaknya penduduk anak-anak, namun kemiringan yang tajam juga menunjukkan banyaknya penduduk yang mati antara kelas interval usia. Piramida tersebut menunjukkan tingginya angka kelahiran, tingginya angka kematian, serta angka harapan hidup yang rendah. Piramida penduduk dengan distribusi seperti ini umumnya dijumpai di negara miskin karena kurangnya akses dan insentif untuk mengendalikan jumlah penduduk (keluarga berencana), faktor-faktor lingkungan yang rendah (seperti ketiadaan air bersih) serta sulitnya akses terhadap layanan kesehatan.
penduduk yang menunjukkan tingkat mortalitas stabil dalam setiap kelompok usia
Stasioner muda dan tua
Distribusi piramida penduduk yang berbentuk segitiga (dengan alas di bawah dan lancip di atas) dapat disebut distribusi eksponensial. Distribusi ini menunjukkan banyaknya penduduk anak-anak, namun kemiringan yang tajam juga menunjukkan banyaknya penduduk yang mati antara kelas interval usia. Piramida tersebut menunjukkan tingginya angka kelahiran, tingginya angka kematian, serta angka harapan hidup yang rendah. Piramida penduduk dengan distribusi seperti ini umumnya dijumpai di negara miskin karena kurangnya akses dan insentif untuk mengendalikan jumlah penduduk (keluarga berencana), faktor-faktor lingkungan yang rendah (seperti ketiadaan air bersih) serta sulitnya akses terhadap layanan kesehatan.
penduduk yang menunjukkan tingkat mortalitas stabil dalam setiap kelompok usia
Stasioner muda dan tua
4. Piramida Penduduk Stasioner
5. Suatu
wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama
rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
6. • Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
PIRAMIDA STASIONER,MUDA DAN TUA Bentuk piramida stasioner terjadi jika jumlahpenduduk pada tiap kelompok umur (muda,dewasa, dan tua) relatif seimbang. Bentuk piramida
ini dicirikan dengan bentuk yang relatif sama ataurata di tiap kelompok umur.Pada umumnya, bentuk piramida semacam initerdapat di negara-negara Eropa yang telah lamamaju serta mempunyai tingkat kelahiran dan tingkatkematian yang rendah.
PIRAMIDA STASIONER,MUDA DAN TUA Bentuk piramida stasioner terjadi jika jumlahpenduduk pada tiap kelompok umur (muda,dewasa, dan tua) relatif seimbang. Bentuk piramida
ini dicirikan dengan bentuk yang relatif sama ataurata di tiap kelompok umur.Pada umumnya, bentuk piramida semacam initerdapat di negara-negara Eropa yang telah lamamaju serta mempunyai tingkat kelahiran dan tingkatkematian yang rendah.
7. • Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
Kegunaan
Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase ratioyang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Kegunaan
Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase ratioyang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
8.
9. Cara Menghitung
10. Rasio
Ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk usia
belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif
(65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).
11. Rumus
RKTotal = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RKMuda = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda
RKTua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P(0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P(65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P(15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)
RKTotal = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RKMuda = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda
RKTua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P(0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P(65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P(15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)
12. Contoh
Untuk memudahkan pemahaman tentang perhitungan Rasio Ketergantungan, di bawah ini diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan data SP 2000 (lihat Tabel 1). Langkah pertama adalah menghitung jumlah penduduk yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok umur muda (0-14 tahun), kelompuk usia kerja 15-64 tahun (umur produktif) dan kelompok umur tua (65 tahun ke atas).
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Muda, Umur Produktif, dan Umur Tua, Tahun 2000
Kel. Umur Jumlah Penduduk
0-14 63 206 000
15-64 13 3057 000
65+ 9 580 000
Setelah jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 tahun), umur produktif (15-64 tahun) dan umur tua (65 tahun ke atas) diperoleh. Selanjutnya dapat dihitung rasio ketergantungan (dependency ratio, dengan hasil seperti yang disajikan pada Tabel2berikut.
Tabel 2 Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan Total Tahun 2000
Keterangan Rasio Ketergantungan
RKTot 54,7
RKMuda 47,0
RKTua 7,2
Interpretasi
Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah sebesar 54,7 persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggunagn sebanyak 55 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 54.7 persen ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar 47,0 persen, dan rasio ketergantungan penduduk tua sebesar 7,2 persen. Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2000 penduduk usia kerja di Indonesia masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk tua.
Untuk memudahkan pemahaman tentang perhitungan Rasio Ketergantungan, di bawah ini diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan data SP 2000 (lihat Tabel 1). Langkah pertama adalah menghitung jumlah penduduk yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok umur muda (0-14 tahun), kelompuk usia kerja 15-64 tahun (umur produktif) dan kelompok umur tua (65 tahun ke atas).
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Muda, Umur Produktif, dan Umur Tua, Tahun 2000
Kel. Umur Jumlah Penduduk
0-14 63 206 000
15-64 13 3057 000
65+ 9 580 000
Setelah jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 tahun), umur produktif (15-64 tahun) dan umur tua (65 tahun ke atas) diperoleh. Selanjutnya dapat dihitung rasio ketergantungan (dependency ratio, dengan hasil seperti yang disajikan pada Tabel2berikut.
Tabel 2 Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan Total Tahun 2000
Keterangan Rasio Ketergantungan
RKTot 54,7
RKMuda 47,0
RKTua 7,2
Interpretasi
Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah sebesar 54,7 persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggunagn sebanyak 55 orang yang belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 54.7 persen ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar 47,0 persen, dan rasio ketergantungan penduduk tua sebesar 7,2 persen. Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2000 penduduk usia kerja di Indonesia masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk tua.
Konsep
Penduduk
muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang
belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua
atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas
65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa
pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang
dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa
besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja.
Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini
memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.
DefinisiRasio Ketergantungan (Dependency Ratio)adalah
perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan
jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk
usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia
yakniRasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.
· Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
· Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
Kegunaan
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Rumus:
RKTotal = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RKMuda = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda
RKTua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P(0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P(65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P(15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun)
Contoh
Untuk memudahkan pemahaman tentang perhitungan Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio),
di bawah ini diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan data SP
2000 (lihat Tabel 1). Langkah pertama adalah menghitung jumlah penduduk
yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok umur muda (0-14 tahun),
kelompuk usia kerja 15-64 tahun (umur produktif) dan kelompok umur tua
(65 tahun ke atas).
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Muda, Umur Produktif, dan Umur Tua, Tahun 2000
Kel. Umur
|
Jumlah Penduduk
|
0-14
|
63 206 000
|
15-64
|
13 3057 000
|
65+
|
9 580 000
|
Setelah
jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 tahun), umur produktif (15-64
tahun) dan umur tua (65 tahun ke atas) diperoleh. Selanjutnya dapat
dihitung rasio ketergantungan (dependency ratio, dengan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan Total Tahun 2000
Keterangan
|
Rasio Ketergantungan
|
RKTot
|
54,7
|
RKMuda
|
47,0
|
RKTua
|
7,2
|
Interpretasi
Dari
contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah sebesar
54,7 persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap
produktif) mempunyai tanggunagn sebanyak 55 orang yang belum produktif
dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 54.7 persen ini
disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar 47,0
persen, dan rasio ketergantungan penduduk tua sebesar 7,2 persen. Dari
indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2000 penduduk usia kerja di
Indonesia masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang
proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk
tua.
Rasio
ketergantungan ini sudah jauh berkurang dibandingkan dengan keadaan
pada saat sensus 1971. Pada tahun 1971 rasio ketergantungan total adalah
sebesar 86 per 100 penduduk usia kerja, dan kemudian menurun secara
pasti sampai tahun 2000. Penurunan ini terjadi terutama karena penurunan
tingkat kelahiran sebagai dampak dari keberhasilan program keluarga
berencana selama 30 tahun terakhir.
Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia sudah
sangat berkembang dari tahun ke tahun. Banyaknya pelancong pelancong
pada dahulu kala menyebabkan banyaknya kebudayaan yang beragam di
indonesia. Tetapi kita sebagai warga negara indonesia harus dapat
berfikir kritis dan selektif dalam memilih kebudayaan yang baik untuk
diteladani dan jangan sampai melupakan kebudayaan lama yang sudah
menjadi tradisi di negara Indonesia
Kebudayaan Hindu dan Budha
Pada
abad ke-3 sampai dengan ke-5 agama Hindu masuk ke Indonesia khususnya
ke pulau jawa. Agama/ajaran budha dapat dikatakan berpandangan lebih
maju dari pada hinduisme, sebab Budhisme tidak menghendaki adanya
kasta-kasta dalam masyarakat. penganut hinduisme maupun budhisme
melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni
bangunan/arsitektur, seni pahat, seni ukir maupun seni sastra.
relief-relief yang diabadikan dalam candi-candi di jawa tengah ataupun
jawa timur. Candi-candi yang dimaksud diantaranya candi borobudur,
mendut, prambanan, kalasan, badut, kidal, jago, singasari, disekita kota
malang, candi panataran dan siwa disekitar kota Blitar.
Kebudayaan Islam
Pada
abad ke-15 dan ke-16, agama Islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh
para pemuka-pemuka Islam yang disebut wali sanga. Titik sentral
penyebaran agama islam pada abad itu berada di pulau jawa yang
sebenarnya masuk ke Indonesia khususnya ke pulau jawa jauh sebelum abad
ke -15. suatu bukti bahwa awal abad ke-11 sudah ada wanita Islam yang
meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Pada abad ke-15,berkembanglah
negara-negara pantai, adalah negara Malaka di semenanjung Malaka, negara
Aceh di ujung pulau Sumatra, negara Banten di jawa Barat, negara Demak
di pesisir utara jawa tengah, negara Goa di sulawesi selatan. Dalam
proses perkembangannya negara tersebut yang dikendalikan oleh
pedagang-pedagang kaya dan golongan bangsawan kota-kota pelabuhan, dan
telah menganut ajaran Islam.
Didaerah-daerah
yang belum amat terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam
mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk di daerah yang
bersangkutan. misalnya di Aceh, Banten, sulawesi selatan, sumatra
Timur, sumatra barat, dan pesisir kalimantan
Awal
kebudayaan barat masuk ke Indonesia ini ketika kaum
kolonialisme/penjajah manggedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa
Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda
(VOC) dan berlanjut dengan pemerintahhan kolonialisme Belanda, tanah air
Indonesia telah dijajah selama 350 tahun. Dipusat kekuasaan pemerintah
Belanda muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat. Dalam
kurun waktu itu juga, di ktoa-kota pusat pemerintahan terutama di jawa,
Sulawesi Utara, dan Maluku Berkembang dua lapisan sosial. Lapisan sosial
pertama, terdiri dari kaum buruh dari berbagai lapangan pekerjaan.
Lapisan kedua, adalah kaum pegawai. Dalam lapisan sosial ini bahasa
Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial.
Kebudayaan
Eropa yang masuk kedalam kebudayaan Indonesia, ialah agama Katolik dan
agama kristen protestan. Agama-agama tersebut biasanya disiarkan dengan
segnaja oleh organisasi-organisasi penyiaran agama( missie untuk agama
Katolik dan Zending untuk agama kristen) yang semuanya bersifat swasta.
mengalami pengaruh agama kristen, daerah itu antara Irian jawa, maluku
tengah dan selatan, sulawesi utara dan tengah, nusa tenggara timur dan
pedalam kalimantan
Opini mahasiswa: 2 anak cukup! buatlah kehidupan lebih efektif
Komentar
Posting Komentar