TUGAS ISD BAB XII KESIMPULAN SETIAP BAB
BAB XII
KESIMPULAN SETIAP BAB
1. BAB I
(Pengantar Ilmu sosial Dasar)
Dengan melihat contoh kasus yang
ada, sesungguhnya Ilmu Sosial Dasar membantu perkembangan wawasan penalaran dan
kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan yg lebih luas dan ciri2
kepribadian yg diharapkan dari sikap mahasiswa, khususnya berkenaan dgn sikap
dan tingkah laku manusia dlm menghadapi manusia2 lain, serta sikap dan tingkah
laku manusia2 lain terhadap manusia yg bersangkutan secara timbal balik.
2. BAB II
(Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan)
Faktanya kehidupan penduduk dalam
lingkungannya memiliki keterkaitan yang erat dangan kebudayaan yang sudah ada
sebelumnya. Karna biar bagaimanapun kebudayaan merupakan sesuatu yang sudah
melekat pada diri masyarakat sebagai ciri dan merupakan hal yang dapat
membedakan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Sehingga
kebudayaan yang sudah ada memang tidak dapat dipungkiri dan di hilangkan dari
kehidupan penduduk dan masyarakat sekitar. Demikian juga dengan kebudayaan yang
dimiliki oleh suatu Negara, yang harus bisa dijaga sebaik mungkin agar tidak
terpengaruh dengan kebudayaan asing yang dating dari luar dan bertujuan untuk
menghapuskan atau mengganti kebudayaan yang sudah lahir sebelumnya.
3. BAB III
(Individu, Keluarga, dan Masyarakat)
Dari contoh kasus tentang peredaran
narkoba yang semakin marak terjadi dan kebanyakan dari pemaikainya adalah
remaja atau anak-anak, bahkan ada yang sudah sejak dini menggunakan barang
haram tersebut dan biasanya dikarenakan oleh faktor lingkungan, keluarga dan
masyarakat. Oleh karena itu para orangtua harus bisa lebih dekat dengan
anak-anak mereka dan memberitahu mana yang baik dan tidak, tidak hanya itu di
perlukan adanya bimbingan disekolah mengajarkan mereka untuk memerangi narkoba
dan masyarakat juga harus bertindak agar peredaran narkoba menjadi berkurang.
4. BAB IV
(Pemuda dan Sosialisasi)
Peranan pemuda dalam sosialisi
bermasyrakat sungguh menurun dratis, dulu bisanya setiap ada kegiatan
masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara keagamaan, adat istiadat biasanya
yang berperan aktif dalam menyukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar.
Pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan. Selaku Pemuda kita dituntut aktif
dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran
pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi
masyarakat dan negara.
5. BAB V (Warga
Negara dan Negara)
Dengan melihat contoh kasus yang
diberikan, seharunya sebagai Warga Negara yang baik harus bisa mematuhi setiap
peraturan demi peraturan yang sudah dibuat dan ditetapkan oleh pemerintahan
baik yang tertulis (UUD 1945) maupun yang tidak tertulis. Karena sebagai warga
Negara yang baik pula, kita harus mampu mengahadirkan suasana dan relasi yang
baik antara masyarakat sebagai Warga Negara dengan Negaranya.
6. BAB VI
(Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat)
Dari contoh kasus yang ada dapat di
simpulkan bahwa Masyarakat kita sekarang ini tidak mampu berobat ke rumah sakit
karena dirasakan biayanya sangat mahal. Pelayanan kesehatan bagi rakyat miskin
yang diselenggarakan oleh pemerintah pun belum menjangkau keseluruhan
masyarakat.
Dari sekian banyak dokter spesialis
di Indonesia, hanya segelintir persen yang benar-benar bisa diandalkan.
Bobroknya moral dunia kedokteran sebenarnya sudah dimulai sejak awal proses
bagaimana seseorang itu bisa masuk di fakultas kedokteran. Biaya kuliahnya aja
udah selangit. Konon lagi mereka-mereka yang mengambil jalur ekstensi.Biayanya
pasti lebih tinggi. Parahnya lagi bagi mereka yang berduit dan kuliah di
kedokteran hanya untuk menjaga gengsi. Motivasi mahasiswanya juga berbeda-beda
kan. Bayangin aja jika salah satu bidang paling vital di negeri ini, yaitu
bidang kesehatan ditangani oleh lulusan fakultas kedokteran yang bermotivasi
untuk mendapat ”duit”.
Pantas saja begitu mahalnya harga
kesehatan di Indonesia. Kebanyakan dari mereka (saya tidak mengatakan semua),
membuka praktek dan menetapkan tarif mahal kepada pasiennya agar bisa ”balik
modal”. Tanpa peduli apakah pasien itu kaya atau miskin. Ini bukan hanya
pendapat saya, tapi ini adalah kenyataannya.
7. BAB VII
(Masyarakat Pedesaan dan Perkotaaan)
Jadi intinya, masyarakat perkotaan
secara tidak langsung membutuhkan adanya masyarakat pedesaan, begitu pula
dengan sebaliknya, masyarakat pedesaan juga membutuhkan keberadaan masyarakat
perkotaan, meskipun keduanya memiliki perbedaan ciri-ciri dan aspek-aspek yang
terdapat di dalam diri mereka. Keduanya memiliki aspek positif dan aspek
negatif yang saling mempengaruhi keduanya dan saling berkesinambungan.
8. BAB VIII
(Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat)
Bukan hanya soal kekuasaan dan
kedudukan yang menjadi akar dari pada pertentangan yang terjadi dalam hubungan
sosial. Seharusnya Indonesia sebagai negara yang banyak perbedaannya menjadi
negara multikultur yang manjadi nilai lebih untuk masyarakatnya sendiri, dengan
saling menjalin kasih saying saling menghormati satu sama lain tidak memandang
rasisme yang berlebihan hanya perlu saling menghargai satu sama lain akan
terjalin pula keadaan yang harmonis di dalam negara kita ini.
9. BAB IX (Ilmu
pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan)
Fungsi asal ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan pelayan bagi manusia dalam rangka mempermudah permasalahan
kemanusiaan itu sendiri. Dan ini tidak berarti bahwa dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi lantas dengan serta merta orang dapat kaya, atau sebaliknya tanpa
ilmu pengetahuan dan teknologi seseorang berada dalam kemiskinan.
Sebagai pelayan manusia, ilmu
pengetahuan dan teknologi bertugas mengemban amanah untuk dapat menyelesaikan,
atau minimal memperkecil masalah kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan,
serta memberikan berbagai kemudahan. Fakta yang terjadi adalah tugas ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini belum memberikan hasil maksimal.
10. BAB X (Agama dan
Masyarakat)
Agama merupakan tempat mencari makna
hidup yang final dan ultimate. Kemudian, pada urutannya agama yang diyakininya
merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya, dan
kembali kepada konsep hubungan agama dengan masyarakat, di mana pengalaman
keagamaan akan terefleksikan pada tindakan sosial, dan individu dengan
masyarakat seharusnyalah tidak bersifat antagonis.
Komentar
Posting Komentar